JAKARTA - Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Dr. Atwar Bajari, M.Si., melakukan riset mengenai fenomena ujaran kebencian pada komentar di media sosial (medsos) di Indonesia, khususnya Facebook. Hasilnya seperti apa?
Dalam melakukan riset, Prof. Atwar berfokus pada dua isu, yaitu seputar Pilpres 2019 serta penanganan pandemi Covid-19. Ia menganalisis 11.504 komentar dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif untuk melihat seberapa jauh ujaran kebencian tersebut muncul dalam ruang media sosial.
Di media sosial Facebook, Prof. Atwar menemukan bahwa ujaran kebencian dari kolom komentar suatu akun cenderung dua arah. Sebagai contoh, ketika kelompok pro-pemerintah melemparkan satu isu tertentu, maka pihak lain, dalam hal ini oposisi, akan melawan isu tersebut.
Baca juga: Olah Kreatifitas dan Kewirausahaan, Mata Kuliah Baru di Unpad
“Jika saya perhatikan, komentar ini seolah-olah seperti obrolan yang secara langsung,” ujarnya, seperti dikutip dari laman Unpad, Kamis (4/2/2022).
Menariknya, kendati status yang diunggah kelompok tersebut bersifat netral, atau tidak ada tendensi yang mengarah ke isu tertentu, komentar yang bernada ujaran kebencian tetap dapat ditemukan.
Baca juga: Unpad Jadi Kampus Terbaik Hasilkan Artikel Ilmiah Umum dan Kesehatan
“Terkadang akun-akun pro-pemerintah atau oposisi tidak selamanya melemparkan kritik, tetapi pada praktiknya tetap saja bisa menimbulkan serangan dalam bentuk kata-kata yang menyinggung dalam bentuk komentar netizen,” papar Prof. Atwar.